Membuat Pembelajaran Lebih Menarik Dengan Implementasi Metode TGT

beberapa siswa smp sedang belajar bersama
Siswa duduk berkelompok untuk meningkatkan minat belajar

Pembelajaran IPA di sekolah, khususnya di tingkat SMP, membahas konsep-konsep yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, seperti zat dan perubahannya, suhu, kalor, dan klasifikasi makhluk hidup.

Dalam pelajaran klasifikasi makhluk hidup, siswa SMP diperkenalkan pada cara mengenal suatu makhluk hidup melalui ciri-ciri morfologi yang dimilikinya. Namun, tidak semua makhluk hidup dapat dilihat langsung oleh siswa.

Oleh karena itu, mereka perlu memahami makhluk hidup melalui ciri-ciri yang terdapat dalam buku-buku ilmiah tentang makhluk hidup. Dalam buku-buku tersebut, siswa dapat menemukan ciri-ciri makhluk hidup yang dijelaskan dengan pembagian yang terstruktur dalam taksonomi.

TumbuhanHewan
Kerajaan (kingdom)Kerajaan (kingdom)
Divisi (division)Filum (phylum)
Kelas (Classis)Kelas (Classis)
Bangsa (ordo)Bangsa (ordo)
Suku (familia)Suku (familia)
Marga (genus)Marga (genus)
Jenis (species)Jenis (species)

Takson adalah cara membagi makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri mereka, dimulai dari persamaan paling sedikit (kingdom) hingga persamaan paling banyak (species). Sistem takson pertama kali dikembangkan oleh Carolus Linnaeus pada abad ke-18, yang mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan struktur tubuh mereka.

Di SMP Negeri 4 Pagaran, materi IPA Bab Klasifikasi Makhluk Hidup diajarkan kepada siswa kelas VII. Awalnya, siswa dapat mengikuti materi ini dengan baik saat diajarkan melalui metode ceramah. Namun, pada hari kedua pembelajaran IPA, siswa mulai merasa bosan karena mereka harus belajar tentang klasifikasi makhluk hidup selama 2 jam penuh setiap hari, hanya dengan membaca buku pegangan mereka.

Pada minggu berikutnya, guru mencoba membuat pembelajaran lebih seru dengan menggunakan metode permainan yang tetap fokus pada pembelajaran. Salah satu metode yang digunakan adalah Teams-Games-Tournament (TGT), suatu pendekatan pembelajaran berbasis kelompok.

TGT melibatkan siswa dalam 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 4 sampai 5 orang dengan perbedaan kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang. Saat pembelajaran, guru memaparkan materi, sementara siswa bekerja bersama dalam kelompok mereka.

Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok, dan tugasnya diselesaikan bersama-sama oleh anggota kelompok. Jika ada anggota kelompok yang kesulitan, rekan kelompok bertanggung jawab untuk memberikan bantuan sebelum meminta bantuan dari guru.

Untuk memastikan semua anggota kelompok memahami pelajaran, siswa kemudian terlibat dalam permainan akademik. Mereka dibagi menjadi meja-meja turnamen, di mana setiap meja terdiri dari 4 sampai 5 orang yang mewakili kelompok mereka masing-masing.

Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif tipe TGT melibatkan 5 langkah, yaitu penyajian kelas, belajar dalam kelompok, permainan, pertandingan, dan pengakuan prestasi kelompok (team recognition).

1) Kolaborasi Siswa dalam Kelompok Kecil: Meningkatkan Motivasi dan Keterlibatan

Dalam pembelajaran ini, siswa dikelompokkan menjadi kelompok kecil terdiri dari 4 hingga 5 orang dengan perbedaan kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etnis. Dengan keberagaman ini, diharapkan siswa akan saling mendukung, terutama antara mereka yang memiliki kemampuan lebih dengan yang memiliki kemampuan lebih rendah. Tujuan utamanya adalah menciptakan kesadaran bahwa pembelajaran kooperatif dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan.

2) Tournament Permainan: Mewakili dan Bersaing untuk Kesuksesan Kelompok

Dalam permainan ini, setiap siswa yang berpartisipasi mewakili kelompoknya dan ditempatkan di meja turnamen bersama siswa dari kelompok lain. Setiap meja turnamen diisi oleh 4 hingga 5 peserta, dengan usaha maksimal agar tidak ada peserta dari kelompok yang sama. Ketua kelompok mencatat poin yang diperoleh oleh anggota kelompoknya pada tabel yang disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diberikan kepada kelompok.

3) Penghargaan untuk Kelompok: Mendorong Keberhasilan Bersama

Sebelum memberikan penghargaan kelompok, langkah pertama adalah menghitung rerata skor kelompok. Rerata skor kelompok dihitung dengan menjumlahkan skor setiap anggota kelompok dan membaginya dengan jumlah anggota. Penghargaan diberikan berdasarkan rata-rata poin yang didapat oleh kelompok, mendorong kerjasama dan keberhasilan bersama.

Siswa menanggapi kegiatan pembelajaran dengan positif, menyatakan kebahagiaan mereka selama proses belajar. Mereka merasa senang dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), suasana kelas, penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran baru yang diterapkan. Selama pembelajaran, siswa juga merasa senang karena diberikan kesempatan untuk menyatakan pendapat mereka, dan mereka merasakan manfaat dari model Pembelajaran Aktif Tipe TGT.

Dari pengalaman guru menggunakan metode kooperatif TGT, terlihat peningkatan motivasi siswa terhadap pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup. Guru menyadari peran pentingnya dalam mengelola kegiatan mengajar dan mengakui bahwa kreativitas serta inovasi dalam merancang pembelajaran sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.